Selasa, 31 Maret 2015

Toko De Vries, sebuah kisah tentang toko serba ada






     Masih ingat foto di atas? pernah saya muat di kisah soal jalan Braga loh. kalau belum baca silahkan buka disini http://bandungtempodulu.blogspot.com/2015/02/braga-dari-jalan-pedati-menuju-parijs.html nah, toko serba ada pada jaman dulu tersebut ternyata menyimpan berbagai cerita.

Toko De Vries yang berada dilokasi yang sangat strategis ujung jalan braga dan berdampingan dengan hotel Homann dan Sositet Concordia. pada waktu itu sangat kesohor karena kelengkapan barang dagangannya dan juga harganya yang murah meriah. Banyak orang berdatangan ke toko tersebut termasuk para tuan perkebunan atau para Preangersplanters yang berbelanja seminggu sekali ke toko ini untuk mencukupi kebutuhan harian mereka.

Tak heran jika dalam waktu singkat saja omset mereka bisa meningkat pesat. Namun tuan Klaas de Vries kewalahan menghadapi permintaan pasar, persediaan barang cepat sekali habis sedangkan pembantunya hanya istrinya dan dua orang pelayan, dia tak memiliki orang untuk disuruh berbelanja ke daerah Batavia (jakarta), Semarang, atau Surabaya. 

Pada akhirnya suami istri De Vries yang juga tidak punya anak sepakat untuk memanggil kemenakan mereka dari Netherland (Belanda) untuk datang ke Priangan membantu mereka. Jan R. de Vries, kemenakan tuan Klaas de Vries atau sering disebut orang dengan panggilan junior yang akhirnya diserahi tugas jaga toko seharian.


Tuan De Vries dan Keluarganya

Melalui catatan sehari harinya, si junior bercerita bahwa toko pamannya itu tak pernah sepi pengunjung. Demikian juga pada hari sabtu atau malam minggu, orang ramai lalu lalang "window shooping" ngintip barang dagangan toko De Vries

Kegiatan si Junior mulai meningkat semenjak jumat sore. karena pada waktu itu banyak para tuan tanah "turun gunung" untuk berbelanja, jadi dia harus kerja keras lembur bahkan konon katanya sampai tertidur kelelahan diatas tumpukan karung terigu di gudang toko. Junior baru bisa lepas istirahat di hari senin pagi. Betapa padatnya jadwal junior saat melayani pelanggan toko tersebut. Dibantu dua pelayannya Atmo dan Karta, si Junior terkadang harus siap 24 jam bila sewaktu waktu ada Tuan Belanda mabok gedor gedor pintu mau beli minuman atau obat.




Ada sebuah kisah lucu dari toko De Vries ini, sekali waktu di sebuah malam minggu De vries sekeluarg apergi berpesta melupakan keseharian mereka sejenak. Tokopun dikunci rapat rapat, namun seok paginya mereka mendapati pintu toko terbongkar kuncinya, botol botol minuman di etalase dan rak di gudang raib entah kemana. namun mereka mendapati ada segepok uang tergeletak di meja toko dan jumlahnya melebihi barang yang hilang. setelah di usut, ternyata pelakunya adalah para tukang mabok berkantong tebal langganan toko De Vries alias para Priangersplanters yang sedang mabuk mabukan sambil ugal ugalan salah seorangnya diketahui ialah Meneer Wim Schenk dari perkebuna Kina yang lagi mabok di jalan Braga.



Toko De Vries Sekarang

Sumber :
Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya : Granesia, Bandung
Sumber foto :  

http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=852734&page=27
http://commons.wikimedia.org wiki/File COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_Klaas_de_Vries_eigenaar_van_een_toko_met_zijn_kinderen_TMnr_60011851.jpg














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Balai Kota Bandung, Kisah sebuah Gudang Kopi

Balaikota Bandung... Sebuah gedung yang bernuansakan Putih, yang berada di Jalan Wastukancana. Gedung yang juga diapit oleh Jalan Ace...